Shenzou 8 (Foto: Xinhua, Li Gang)
BEIJING - Pesawat ruang angkasa tak berawak China, Shenzhou 8 berhasil kembali ke bumi pada 17 November setelah lebih dari dua pekan berada di orbit. Hal ini menandai momen penting, untuk rencana jangka panjang berawak di ruang angkasa.
Dilansir News Yahoo, Jumat (18/11/2011), China mengatakan pesawat ruang angkasa tersebut kembali dengan selamat, telah didocking dua kali dengan modul orbit sebagai langkah besar dalam persiapan untuk meluncurkan stasiun ruang angkasa sendiri.
Shenzou 8 mendarat dengan parasut di padang pasir China barat, pada Kamis malam. Pesawat ruang angkasa ini di docking dua kali dengan modul Tiangong 1. Misi ini membuktikan China mampu men-docking dengan remote kontrol, yang awalnya astronot Amerika Serikat (AS) melakukannya secara manual.
"Ini merupakan terobosan besar untuk pertemuan ruang angkasa negara kita dan program teknologi docking," ujar wakil direktur China Manned Space Engineering Office, Wang Zhaoyao.
China berencana melakukan misi dua docking ruang angkasa pada tahun depan. Salah satu dari mereka berawak dan akan menyelesaikan sebuah stasiun ruang angkasa berawak sekira tahun 2020.
Negeri Tirai Bambu tersebut memulai program stasiun ruang angkasa, setelah ditolak bergabung dengan International Space Station (ISS), sebagain besar keberatan berasal dari AS. AS terlihat waspada terhadap hubungan program militer China dan berbagi teknologi dengan pesaing utama ekonomi dan politiknya.
China juga telah membuat kemajuan yang besar sejak 2003 dan menjadi negara ketiga yang berhasil menempatkan manusia di ruang angkasa, serta berencana meluncurkan penjelajah bulan tahun depan.(tyo)
Dilansir News Yahoo, Jumat (18/11/2011), China mengatakan pesawat ruang angkasa tersebut kembali dengan selamat, telah didocking dua kali dengan modul orbit sebagai langkah besar dalam persiapan untuk meluncurkan stasiun ruang angkasa sendiri.
Shenzou 8 mendarat dengan parasut di padang pasir China barat, pada Kamis malam. Pesawat ruang angkasa ini di docking dua kali dengan modul Tiangong 1. Misi ini membuktikan China mampu men-docking dengan remote kontrol, yang awalnya astronot Amerika Serikat (AS) melakukannya secara manual.
"Ini merupakan terobosan besar untuk pertemuan ruang angkasa negara kita dan program teknologi docking," ujar wakil direktur China Manned Space Engineering Office, Wang Zhaoyao.
China berencana melakukan misi dua docking ruang angkasa pada tahun depan. Salah satu dari mereka berawak dan akan menyelesaikan sebuah stasiun ruang angkasa berawak sekira tahun 2020.
Negeri Tirai Bambu tersebut memulai program stasiun ruang angkasa, setelah ditolak bergabung dengan International Space Station (ISS), sebagain besar keberatan berasal dari AS. AS terlihat waspada terhadap hubungan program militer China dan berbagi teknologi dengan pesaing utama ekonomi dan politiknya.
China juga telah membuat kemajuan yang besar sejak 2003 dan menjadi negara ketiga yang berhasil menempatkan manusia di ruang angkasa, serta berencana meluncurkan penjelajah bulan tahun depan.(tyo)
0 komentar:
Posting Komentar