Europa (foto : Google)
WASHINGTON - Adakah unsur yang bisa mendukung kehidupan di salah satu satelit planet Jupiter, Europa atau Jupiter II, yang ditemukan Galileo Galilei melalui teropongnya pada tahun 1610? Penelitian NASA terhadap Europa saat ini menunjukkan adanya kandungan air dalam bentuk zat cair setara dengan volume air di North America Great Lake, di bawah permukaan lapisan es.
Karena posisinya yang jauh dari matahari, permukaan Europa diselimuti es setebal kurang lebih 10 mil. Sebelumnya para ilmuwan tidak mempercayai ada kemungkinan zat pendukung kehidupan di satelit yang terselimuti es tersebut.
"Sebuah pendapat di komunitas ilmiah adalah jika lapisan esnya tebal, itu buruk untuk biologi. Ini mungkin berarti antara permukaan dan lautan di bawahnya tidak terjalin komunikasi," kata Britney Schmidt, pemimpin para penulis makalah ilmiah di Institute for Geophysics, University of Texas, di Austin.
"Sekarang kami memiliki bukti bahwa itu adalah lapisan es tebal yang dapat bercampur (dengan air di bawahnya) dan bukti baru untuk keberadaan danau raksasa. Hal ini dapat membuat Europa dan lautannya lebih ramah untuk dihuni," tambahnya.
Data dari NASA mengindikasikan adanya pertukaran yang signifikan antara lapisan es Europa dengan lautan di bawahnya. Seperti diwartakan melalui SpaceDaily, Kamis (17/11/2011), penemuan ini bisa menguatkan pendapat bahwa permukaan laut Europa merupakan habitat potensial untuk kehidupan lain di sistem tata surya.
Mary Voytek, director dari NASA Astrobiology Program, berpendapat, "Data tersebut membuka beberapa kemungkinan menarik."
"Apapun yang terjadi, para ilmuwan di seluruh dunia akan berharap utnuk melihat detil analisis ini dan mengkaji ulang data yang ada sebelum sama-sama menerima implikasi dari penemuan ini," tambahnya.
Karena posisinya yang jauh dari matahari, permukaan Europa diselimuti es setebal kurang lebih 10 mil. Sebelumnya para ilmuwan tidak mempercayai ada kemungkinan zat pendukung kehidupan di satelit yang terselimuti es tersebut.
"Sebuah pendapat di komunitas ilmiah adalah jika lapisan esnya tebal, itu buruk untuk biologi. Ini mungkin berarti antara permukaan dan lautan di bawahnya tidak terjalin komunikasi," kata Britney Schmidt, pemimpin para penulis makalah ilmiah di Institute for Geophysics, University of Texas, di Austin.
"Sekarang kami memiliki bukti bahwa itu adalah lapisan es tebal yang dapat bercampur (dengan air di bawahnya) dan bukti baru untuk keberadaan danau raksasa. Hal ini dapat membuat Europa dan lautannya lebih ramah untuk dihuni," tambahnya.
Data dari NASA mengindikasikan adanya pertukaran yang signifikan antara lapisan es Europa dengan lautan di bawahnya. Seperti diwartakan melalui SpaceDaily, Kamis (17/11/2011), penemuan ini bisa menguatkan pendapat bahwa permukaan laut Europa merupakan habitat potensial untuk kehidupan lain di sistem tata surya.
Mary Voytek, director dari NASA Astrobiology Program, berpendapat, "Data tersebut membuka beberapa kemungkinan menarik."
"Apapun yang terjadi, para ilmuwan di seluruh dunia akan berharap utnuk melihat detil analisis ini dan mengkaji ulang data yang ada sebelum sama-sama menerima implikasi dari penemuan ini," tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar